Jakarta Banyak Cuan, Tapi Rawan Kebakaran! Ini Datanya

Navigasinews.online, Jakarta – Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) Jakarta mencatat 694 dari 1.228 gedung di Jakarta rawan kebakaran. Dari jumlah tersebut, 361 gedung tidak memenuhi syarat untuk bangunan dengan 8 lantai ke atas, dan 333 gedung tidak memenuhi syarat untuk bangunan dengan 8 lantai ke bawah.

“Jadi untuk gedung tinggi 8 lantai ke atas di DK Jakarta itu jumlahnya ada 1.228 gedung, yang memenuhi syarat ada sekitar 867 gedung, tidak memenuhi syarat 361 gedung,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Gulkarmat Jakarta Satriadi Gunawan.

Dinas Gulkarmat Jakarta hampir setiap tahun melakukan pemeriksaan gedung-gedung. Gedung-gedung yang memenuhi syarat akan diberikan sertifikat keselamatan kebakaran. Sementara setiap gedung yang tidak memenuhi syarat diberikan waktu satu tahun untuk berbenah.

Salah satu gedung yang tidak memenuhi syarat adalah Glodok Plaza, yang mengalami kebakaran pada Rabu (15/1/2025) malam. Gulkarmat Jakarta telah memberikan peringatan kepada pengelola Glodok Plaza pada tahun 2023 karena tidak memenuhi syarat keselamatan kebakaran.

Baca juga : https://navigasinews.online/pengungkapan-jaringan-narkotika-dan-penggeledahan-serentak-di-indonesia-bnn-sita-barang-bukti-narkoba-senilai-1-triliyun/

Syarat Keselamatan Gedung di Jakarta:

  1. Akses masuk petugas pemadam kebakaran ke gedung.
  2. Prasarana proteksi kebakaran aktif yang berfungsi dengan baik.
  3. Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung (MKKG).
  4. Dua tangga penyelamatan untuk evakuasi.

Penyebab kebakaran yang paling sering terjadi di Jakarta adalah arus pendek listrik. Masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap penggunaan alat listrik dan tidak hanya tergiur dengan harga murah, tetapi juga harus sesuai standar.

Satriadi mengatakan di wilayah padat penduduk, kebakaran terjadi lantaran arus pendek listrik. “Arus pendek listrik tercatat menjadi penyebab terbanyak kebakaran di Jakarta sepanjang tahun 2024 mencapai 69 persen dari total 787 kejadian kebakaran.” Kata Satriadi.

Kebakaran bukan bencana, tapi risiko. Banyak faktor yang bisa memicu kebakaran, seperti kelalaian dalam penggunaan kompor gas, lilin, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam penggunaan listrik,” jelasnya.

Satriadi juga mengingatkan masyarakat untuk memperhatikan alat listrik seperti stop kontak atau colokan yang tidak berstandar biasanya longgar dan mudah menyebabkan korsleting. Penggunaan listrik yang menumpuk pada satu terminal listrik, instalasi listrik yang tidak sesuai standar, dan penggunaan kabel yang tidak sesuai kapasitas hantar arus juga menjadi penyebab utama korsleting.

Selain itu, mengganjal Miniature Circuit Breaker (MCB) yang sering turun karena tidak sesuai kapasitas beban, serta menyambung sekring putus dengan kawat, merupakan tindakan yang sangat berbahaya dan dapat menyebabkan korsleting.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *