Bikin Pilu, Ini Curhat Siswa Yang Terancam Gagal Mengikuti SNBP 2025

Navigasinews.online, Jakarta – Emosi siswa dan orang tua siswa SMAN 1 Mempawah tak terbendung saat mengetahui ratusan siswa terancam gagal mengikuti seleksi nasional berdasarkan prestasi, SNBP 2025, untuk masuk ke perguruan tinggi negeri. Kegagalan ini disebabkan oleh kelalaian pihak sekolah yang tidak mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), padahal Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat telah berulang kali mengingatkan seluruh sekolah.

Kepala Disdikbud Kalbar, Rita Hastarita, telah melayangkan surat teguran tertulis kepada kepala sekolah dan pihak terkait, menegaskan bahwa pengisian PDSS adalah tanggung jawab sekolah.

Malam ini (kemarin) saya panggil semua, kepala sekolah, operator, kami panggil menghadap (ke Disdikbud). Kalau sanksi belum, kami pakai proses teguran tertulis dulu. Kami menyurati kepala sekolah bahwa mereka melakukan kelalaian, jadi teguran, teguran tertulis,” ungkapnya kepada awak media di Pontianak, Senin (3/2).

Hal tersebut terjadi murni atas kelalaian pihak sekolah,” tambahnya.

Pihaknya menyesalkan kejadian ini, mengingat sekolah lain telah menyelesaikan pengisian data dengan baik.

Terbukti di sekolah-sekolah yang lain tidak terjadi masalah yang demikian. Hal ini hanya terjadi di SMAN 1 Mempawah.

Sudah kami selalu ingatkan, mereka juga ada grup sekolah, dan di situ juga sudah diingatkan pengisian. Karena sekolah yang lain selesai, tuntas (pengisian data). Hanya sekolah ini (SMAN 1 Mempawah) saja, karena ini sudah diingatkan berkali-kali. Waktunya juga lama sebenarnya dari 9-31 Januari 2025,” paparnya.

Rita berharap masih ada solusi bagi para siswa, dan pihak sekolah akan berkoordinasi dengan Kemendiktisaintek di Jakarta. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya ketelitian dan tanggung jawab sekolah dalam mengelola data siswa, demi masa depan mereka.

Karena ini langsung ke Kemdiktisaintek, jadi by system sudah tutup. Kami minta pihak sekolah ke Jakarta, Kemdiktisaintek untuk koordinasi ke sana,” pungkasnya.

Kekecewaan mendalam dirasakan oleh Muhammad Hafiz, salah seorang siswa SMA Negeri 1 Mempawah yang terancam gagal mengikuti SNBP 2025. Hafiz mengungkapkan bahwa ia telah mempersiapkan diri jauh hari untuk bersaing masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur prestasi, bahkan sejak semester awal. Namun, harapannya kini sirna akibat kelalaian oknum guru yang tidak bertanggung jawab dalam pengisian data PDSS.

Hafiz, yang telah kehilangan kedua orang tuanya, sangat berharap dapat kuliah melalui jalur prestasi agar tidak membebani perekonomian keluarganya yang menengah ke bawah. Baginya, jalur ini adalah satu-satunya kesempatan untuk meraih pendidikan tinggi.

Orang tua saya sudah meninggal dunia, hanya dengan cara inilah saya bisa kuliah,” ucap Hafiz, menggambarkan betapa besar harapannya pada jalur SNBP.

Kisah Hafiz ini menjadi gambaran betapa pentingnya ketelitian dan tanggung jawab pihak sekolah dalam mengelola data siswa. Kelalaian dalam pengisian PDSS tidak hanya merugikan siswa secara akademis, tetapi juga dapat menghancurkan harapan mereka untuk meraih masa depan yang lebih baik.

Diberitakan sebelumnya Siswa SMAN 1 Mempawah menggelar aksi unjuk rasa pada Senin (3/2) pagi, yang menuntut pihak sekolah bertanggung jawab atas kesalahan dalam pengisian PDSS yang mengakibatkan mereka tidak dapat mengikuti SNBP 2025.

Para siswa bahkan menggelar aksi unjuk rasa, menuntut tanggung jawab sekolah dan meminta solusi atas masalah ini. Mereka juga mendesak agar sekolah mendatangkan lembaga bimbingan belajar untuk membantu persiapan UTBK, serta memberikan sanksi tegas kepada oknum guru yang terlibat dalam kelalaian ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *